About

About

Labels

slider

Recent

Powered by Blogger.

Seni Tari Pulau Bali

Seni Tari advertisement Seni tari adalah Ungkapan perasaan jiwa untuk mengutarakan tujuan tertentu yang dikemas apik...

Followers

Followers

Total Pageviews

1,355

Search This Blog

Archive

Navigation

Mtode pembelajaran PPKN


Metode Pembelajaran PKN.
Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan sosial, mengembangkan tanggung jawab sebagai warga negara, serta mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga negara supaya menjadi warga negara yang baik.



Menurut Udin S. Winataputra, dkk Dalam pembelajaran PKn, kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki guru. Metode yang dipilih dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik materi pembelajaran PKn, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.(2007: 21) mengemukakan bahwa dalam proses pendidikan kewarganegaraan, kita harus membedakan antara aspek-aspek pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions), keterampilan intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi (participatory skills).

Aspek-aspek di atas harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran menjadi suatu sinergi sehingga pesan pembelajaran dapat ditangkap oleh siswa secara benar dan optimal serta dapat diejawantahkan dalam perilaku sehari-hari. Guru dapat mengupayakan terwujudnya hal tersebut dengan cara melaksanakan proses pembelajaran yang tepat.

Proses pembelajaran yang tepat melibatkan tiga kelompok utama yaitu: guru, siswa, dan materi pelajaran. Interaksi antara ketiga unsur itu memerlukan sarana dan pra sarana, seperti metode, media dan lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.
Metode Pembelajaran PKn Simulasi


“Di Indonesia kemampuan cara mengajar siswa di depan kelas inilah yang masih kurang dimiliki guru-guru. Padahal materi pelajaran dalam kurikulum yang dipelajari itu dimana-mana sama”. (J. Drost. Kompas: 4 Juni 2002) dalam Nur Kholis Ahmad (2007)
Siswa kurang antusias mengikuti proses pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang mengantuk.



Sebagai tindakan untuk memecahkan masalah di atas, penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran ini merupakan pilihan yang tepat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Wyatt S Looper (1999) dalam Ahmad Zaini (2007) menyajikan kerucut pengalaman yang menjelaskan bahwa jika pembelajaran yang dilakukan guru membuat siswa mempraktekan hal yang nyata, maka tingkat ingatan siswa terhadap materi belajar dalam kegiatan pembelajaran tersebut mencapai 90%.

Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, Edgar Dale (1969) dalam Azhar Arsyad (2006) menggambarkan keefektifan pembelajaran melalui pengalaman langsung ke dalam Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) bahwa pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, karena melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba).


Share
Banner

vitrahayati27@gmail.com

Post A Comment:

0 comments: